Source: http://germo-ndeso.blogspot.co.id/2012/02/cara-membuat-tanggal-posting-blog.html#ixzz4ObErovl4
Seni rupa Nusantara adalah seni rupa yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Ini bukan berarti seni rupa tersebut hanya ada satu jenis di Indonesia, seni tersebut sangat beragam di setiap daerah yang ada di wilayah Indonesia. Hal tersebut terjadi karena Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat kaya. Keragaman yang ada dapat berupa keragaman teknik, gagasan, corak, maupun keahlian masyarakat di daerah tersebut. Karya seni rupa Nusantara merupakan perwujudan dari pola hidup, kepercayaan, dan nilai-nilai yang ada di masing-masing daerah. Bagian dari: Seni Rupa (Artikel Lengkap)
1. Sejarah Seni Rupa Nusantara
Perkembangan seni rupa Nusantara tidak lepas dari perkembangan peradaban bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah mengenal seni rupa sejak jaman prasejarah. Kemudian semakin berkembang dengan adanya pengaruh agama Hindu dan Buddha di Indonesia. Dan selanjutnya semakin bervariasi sejak masuknya agama Islam, agama Kristen, dan kolonialisme. Sejarah seni rupa Nusantara terdiri dari tiga fase yaitu fase prasejarah, fase sejarah, dan fase setelah kemerdekaan.
Sejarah seni rupa Nusantara pada fase prasejarah dapat dilihat dari peninggalannya seperti kapak genggam, gambar pada dinding gua, dolmen, menhir, kubur batu, sarkofagus, punden berundak, kapak corong, candrasa, nekara, moko, dll. Fase prasejarah dapat dibagi menjadi empat zaman yaitu palaeolithikum, mesolithikum, megalithikum, dan zaman logam.
Sejarah seni rupa Nusantara pada fase sejarah dimulai sekitar abad ke-7 Masehi yang ditandai dengan ditemukannya tiang batu tertulis yang dibuat pada masa kerajaan Kutai. Sejarah seni rupa Nusantara pada fase sejarah dapat dibagi menjadi tiga masa yaitu kerajaan Hindu, kerajaan Islam, dan masa penjajahan. Ketiga fase sejarah itu saling berakulturasi sehingga menghasilkan seni rupa yang sangat unik dan beragam.
Sejarah seni rupa Nusantara pada fase setelah kemerdekaan dipengaruhi oleh adanya kebebasan dalam mengeluarkan pendapat, berorganisasi, dan beraliran. Banyak sekali pelukis yang hidup pada zaman kemerdekaan,. Kini, seni rupa Nusantara semakin dikenal di dunia dengan adanya festival-festival dan promosi-promosi ke seluruh dunia.
2. Fungsi Seni Rupa Nusantara
Secara umum, fungsi utama seni rupa nusantara yaitu:
Fungsi praktis (kegunaan), adalah fungsi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan benda pakai atau yang biasa disebut seni rupa terapan. Contoh: peralatan makan, meja, kursi, tempat tidur, pakaian, dan sarana persembahyangan. Fungsi estetis (keindahan), adalah fungsi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan akan benda hias atau yang biasa disebut seni rupa murni. Contoh: patung, arca, lukisan, dan ukiran.
3. Contoh Seni Rupa Nusantara
Berikut adalah beberapa contoh seni rupa Nusantara:
Rumah adat adalah bangunan tradisional yang berfungsi sebagai tempat tinggal. Setiap daerah di Indonesia memiliki corak rumah adatnya masing-masing.
Patung adalah seni pahat dan ukiran berbentuk tiga dimensi yang biasanya menggunakan media batu atau kayu. Patung kebanyakan mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu.
Anyaman adalah kerajinan yang dibuat dengan cara susup menyusup atau silang menyilan antara pakan dan lungsi. Anyaman dapat dijadikan keranjang atau mebel.
Lukisan adalah seni yang berupa dua dimensi yang mengandung ungkapan batin penciptanya. Lukisan di Indonesia kebanyakan bertemakan perjuangan dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
4. Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Nusantara
Karya seni rupa Nusantara dibuat dengan berbagai ragam teknik sesuai dengan keterampilan masyarakat di masing-masing daerah. Berikut adalah beberapa tekniknya:
Teknik menggambar yang meliputi linier, blok, dusel, pointilis, aquarel, dan plakat.
Teknik membuat patung yang meliputi membutsir, cetak, cor, pahat, dan konstruksi.
Teknik membatik
Teknik grafis yakni dengan mencetak.
5. Makna dalam Karya Seni Rupa Nusantara
Karya-karya seni rupa Nusantara sarat akan makna. Makna tersebut dapat dilihat dari bentuk, ukuran, motif, pemilihan warna, simbol, dan corak. Setiap daerah memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengekspresikan makna ke dalam karya seni rupa.